2.1 Pengertian
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi, plasenta lahir normal. Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi(janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalanlain. Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.Persalinan dimulai (inpartu) pada Saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta
Pengertian persalinan
Persalinan adalah suatu proses saat janin dan produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat (Barbara, 2009).
Persalinan adalah klimaks dari kehamilan dimana berbagai sistem yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi. (Manuaba, 2008).
Persalinan dan kelahiran adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Saifudin, 2001).
Persalinan normal WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi
2
dilahirkan spontan dengan presentasi belakang kepada pada usia
kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu dan
bayi dalam keadaan baik.Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi.
2.2 Bentuk-Bentuk Persalinan
a) Persalinan spontan
Proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
b) Persalinan Bantuan
Proses persalinan yang di bantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forsep atau dilakukan operasi seksio caesaria.
c) Persalinan Anjuran
Pada umumnya persalinan terjadi bila sudah besar untuk hidup di luar, tetapi sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan, kadang-kadang persalinan tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
2.3 Persiapan persalinan
Pada trisemester akhir menjelang kelahiran sang bayi, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Terutama barang – barang keperluan ibu dan sang bayi yang nantinya akan dibawa ke rumah sakit.
- Membuat rencana persalinan, meliputi :
- Tempat persalinan
3
- Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan terlatih tersebut
- Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke tempat persalinan tersebut
- Memilih tenaga kesehatan terlatih
- Siapa yang akan menemani persalinan
- Berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara megumpulkannya
- Siapa yang kan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan
- Membuat rencana pembuatan keputusan jika gawat darurat pada saat pembuat keputusan utama tidak ada
- Mempersiapkan transportasi jika terjadi gawat darurat
- Dimana ibu akan melahirkan
- Bagaimana cara menjangkaunya
- Kemana ibu mau dirujuk
- Bagaimana cara mendapatkan dana
- Membuat rencana atau pola menabung
- Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan
Pembalut wanita
Handuk, waslap, alat mandi,
Pakaian terbuka depan, gurita ibu, bh
Pakaian bayi lengkap, minyak telon
Tas plastik/ kresek
- Hindari kepanikan dan ketakutan
Simpan tenaga anda untuk melahirkan, tenaga anda akan terkuras jika berteriak- teriak dan bersikap gelisah
Dengan bersikap tenang, ibu dapat melalui saat persalinan dengan baik dan lebih siap
4
Dukungan dari orang – orang terdekat, perhatian dan kasih
sayang tentu akan membantu memberikan semangat untuk ibu yang akan
melahirkan.Persalinan ditentukan oleh 3 faktor “P” utama
- Power
- Passage
- Passanger
2.4 Tanda – Tanda Melahirka
Gejala paling sering menjelang persalinan adalah rasa mulas. Perut terasa seperti kram, mirip saat menstruasi. Ada juga yang merasa mual, kembung, dan nyeri punggung. Bahkan ada yang diare atau pusing.Menjelang persalinan, sistem pencernaan Ibu akan melambat. Lebih baik Ibu makan makanan ringan saja seperti sup, sereal, atau roti dan banyak minum air putih.
Tanda tanda lainya seperti :
Terasa nyeri di selangkangan.
Anda akan merasakan nyeri di bagian selangkangan karena ada tekanan sebagai akibat posisi kepala janin sudah turun ke bawah, ke daerah rangka tulang pelvis. Lantaran janin menekan kandung kemih, ibu hamil menjadi sering buang air kecil. Anda juga merasakan sakit pada perut, mulas, sering buang air besar, dan buang angin.
Sakit pada panggul dan tulang belakang.
Anda akan merasakan sakit berlebihan pada panggul dan bagian tulang belakang.
5
Rasa sakit ini disebabkan oleh pergeseran dan pergerakan janin yang mulai menekan tulang belakangFlek
Saat otot rahim mengerut, ukuran rahim akan mengecil, sehingga kepala janin terdorong ke arah jalan lahir. Bersamaan dengan itu, mulut rahim sedikit demi sedikit mulai membuka.pada awal pembukaan mulut rahim, sumbat lendir itu terbuka dan lendir yang berwarna merah muda keluar melalui vagina. Kita biasa menyebutnya flek.
Ketuban Pecah
Pecah ketuban juga tanda umum menjelang persalinan. Ini lumayan bikin panik. Apalagi kalau keluarnya seperti semburan yang sulit ditahan.Air ketuban adalah cairan amniotik yang mengelilingi bayi selama kehamilan. Ketika saat melahirkan tiba, kantung ketuban pecah dan airnya keluar melalui vagina.Kalau ketuban pecah, hati-hati terhadap bahaya infeksi. Jaga kebersihan area vagina dan hubungi dokter untuk memastikan apa sudah saatnya Ibu melahirkan.
Kontraksi
Walau tidak nyaman, kontraksi adalah panduan untuk mengetahui kapan bayi Ibu akan lahir.Normalnya, di minggu ke 38-40 kehamilan, kepala janin sudah mulai turun ke rongga panggul. Bersamaan dengan itu, otot-otot rahim pun mulai melakukan gerakan mengerut dan meregang secara bergantian, terus-menerus secara teratur.Menjelang persalinan, kontraksi makin kuat dan frekuensinya makin sering. Biasanya kondisi ini secara alami merangsang Ibu mengejan untuk mendorong bayi keluar.
Jalan lahir membuka
Sejak terjadinya kehamilan, secara alami mulut rahim tertutup oleh semacam sumbat berupa lendir kental. Sumbat lendir ini bertugas menjaga agar kehamilan bisa terus berjalan sekaligus melindungi janin dari kuman.
6
Mulut rahim yang semula hanya membuka sedikit, seiring dengan
datangnya kontraksi yang semakin kuat, akan terus melunak dan terbuka
semakin lebar. Lama kelamaan, mulut rahim akan terlihat semakin datar
dan menyatu dengan rahim bagian bawah.Pembukaan mulut rahim biasanya
dihitung dengan satuan sentimeter (cm). bila dokter mengatakan mulut
rahim anda sudah pembukaan 8 artinya jalan lahir sudah membuka sepanjang
8 cm.Lamanya tahap pembukaan jalan lahir dari awal hingga sempurna, bervariasi pada setiap kehamilan. Bila mulut rahim sudah membuka sempurna, artinya anda sudah melewati tahap pertama dari proses persalinan, dan siap menuju tahap kedua yaitu kelahiran bayi.
Siap Lahir
Pada tahap ini, kepala janin yang memang sudah tepat berada di mulut rahim akan terus mendesak. Bersamaan dengan itu, secara alamiah, rahim dan vagina akan membuka semacam cekungan yang menjadi jalur untuk dilewati bayi. Saat ini, anda akan merasakan tekanan yang sangat kuat di daerah perineum (daerah antara vagina dan anus).
Saat kepala janin sudah di ambang pintu dan siap keluar, lendir dan darah yang keluar dari vagina semakin bertambah. Selain itu, desakan kuat kepala janin akan menyebabkan kantong ketuban pembungkus janin pecah lebih awal atau saat pembukaan lengkap sehingga cairan ketuban keluar membasahi vagina . cairan ini sekaligus membuat jalan lahir semakin licin yang justru memudahkan bayi meluncur keluar dengan mulus. Setelah pembukaan benar – benar lengkap dan kepala bayi sudah terlihat di pintu lahir, saat inilah anda diijinkan mengejan.
Sebab terjadinya Proses Persalinan
- Penurunan fungsi plasenta : kadar progesterone dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
- Tekanan pada ganglion servikale dari frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus
7
- Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang terjadinya kontraksi
- Peningkatan beban/stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktivitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan.
Beberapa teori yang dikemukakan adalah :
- Penurunan kadar estrogen dan progesteron
- Teori oksitosin
- Teori distansia rahim
- Pengaruh janin
- Teori prostaglandin
8
- Teori plasenta menjadi tua
- Teori iritasi mekanik
2.5 Kala dalam persalinan
- 1. Kala 1 (dari pembukaan 1 sampai lengkap).
Proses ini terbagi menjadi 2 fase , yaitu :
- 1. Fase laten
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
- Pembukaan serviks kurang dari 4 cm
- Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
- 2. Fase aktif
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
- Serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga penbukaan lengkap (10 cm)
9
- Terjadi penurunan bagian terbawah janin
- Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase, yaitu :
- Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan dari 3 – 4 cm
- Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat , dari 4 – 9 cm
- Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat lagi , dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
- Otot-otot serviks menarik pada pinggir ostium dan membesarkannya.
- Waktu kontraksi, segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi rahim terutama oleh air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada serviks.
- Waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat di atas kanalis servikalis adalah yang disebut ketuban, menonjol ke dalam kanalis servikalis dan membukanya.
- 2. Kala II (dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir)
Perubahan yang terjadi pada kala II :
a) Kontraksi uterus
- Lebih kuat , amplitudo 40 – 60 mmhg
- Lebih lama , 50 – 60 detik untuk satu his
- Lebih sering , lebih dari 3x dalam 10 menit
Penyaluran O2 pada palsenta akan berkurang dapat menyebabkan :
- Hipoksia
- Djj menjadi tidak teratur
- Kepala masuk rongga , dasar panggul tertekan sehingga timbul reflek
10
c) Otot penyokong kala IIKarena ibu mengedan , maka otot pada dinding perut akan berkontraksi.
Mengedan optimal dilakukan dengan cara :
- Paha ditarik dekat lutut
- Badan fleksi dagu menyentuh dada
- Gigi bertemu gigi
- Tidak mengeluarkan suara.
- Vagina jadi tambah luas
- Otot – otot dasar panggul merenggang
- Kandung kemih terdorong kearah pubis
- Uretra terenggang
- Rectum tertekan
- Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
- Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vaginanya
- Perineum terlihat menonjol
- Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
- Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
- Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm)
- Biasanya ketuban pecah sendiri; bila pembukaan lengkap tapi ketuban masih positif, maka dilakukan amniotomi
- Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
- UUK biasanya akan memutar ke depan; pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam
- Melahirkan kepala bayi
11
- Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal.
- Satu tangan lainnya menahan perineum agar tidak terjadi robekan.
- Usap muka bayi dengan kasa / kain kering untuk membersihkan dari kotoran seperti darah, lendir dan air ketuban.
- Periksa apakah ada lilitan tali pusat, jika ada lilitan dan tali pusat panjang maka longgarkan melewati kepala bayi, tapi jika tali pusat pendek, klem lalu potong.
- Melahirkan bahu dan anggota badan seluruhnya
- Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan sendirinya.
- Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan lehar bayi (secara biparietal).
- Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan,dan lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
- Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lain ke punggung bayi untuk melahirkan bayi seluruhnya (dengan sanggah susur)
- Letakkan bayi di atas perut ibu dan keringkan bayi.
- Klem dan potong tali pusat di antara kedua klem.
- 3. Kala III (dari bayi lahir hingga plasenta lahir).
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
- Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
- Tali pusat memanjang (tanda Ahfeld)
- Semburan darah tiba-tiba
12
Semburan darah yang tiba-tiba ini menandakan bahwa darah yang
terkumpul di antara tempat melekatnya plasenta dan permukaan maternal
plasenta ( darah retroplasenter), keluar melalui tepi plasenta yang
terlepas.Tingkat pada Kelahiran Plasenta :
- Melepas Plasenta dari implantasinya pada dinding uterus
- Pengeluaran Plasenta dari dalam kavum uteri
- Pelepasan dapat dimulai dari tengah (sentral, menurut Schultz)
- Dari pinggir plasenta (marginal, menurut Mathew-Duncan)
- Serempak dari tengah dan pinggir plasenta
- Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml, jika lebih termasuk kasus patologi.
- Perasat Kustner
- Persat Strassman
- Persat Klein
13
- Perasat Crede
- 4. Kala IV (sampai dengan 2 jam plasenta lahir).
Sebelum meninggalkan ibu post prtum, harus diperhatikan 7 yang penting, antara lain :
1) Kontraksi uterus harus baik
2) Tidak ada perdarahan baik dari vagina maupun dari alat genitalia lainnya
3) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4) Kandung kemih harus kosong
5) Luka pada perineum telah terawat baik dan tidak ada hematoma
6) Bayi dalam keadaan baik
7) Ibu dalam keadaan baik , nadi dan TD normal tidak ada keluhan sakit kepala
Asuhan dan Pemantauan pada Kala IV
Setelah lahirnya Plasenta :
- Periksa kelengkapan plasenta dengan teliti apakah lengkap atau tidak untuk menghindari perdarahan.
- Periksa kontraksi rahim, bila kontraksi rahim tidak bagus dan konsistensi uterus lembek bisa mengakibatkan perdarahan.
- Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan penolong secara melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau lebih bawah.
- Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
14
- Periksa perineum dari perdarahan aktif. Periksa luka laserasi atau episiotomi, apakah terawat dengan baik dan tidak ada hematome.
- Evaluasi kondisi ibu secara umum. Pastikan Ibu dalam keadaan baik. Nadi dan Tekanan Darah normal, tidak ada pengaduan sakit kepala tau enek.
- Pastikan kondisi bayi dalam keadaan baik.
- Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan pada halaman partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar