Rabu, 11 Mei 2016

Cephalhematoma

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Cephalhematoma biasanya disebabkan oleh cedera pada periosteum tengkorak selama persalianan dan kelahiran, meskipun dapat juga timbul tanpa trauma lahir. Cephalhematoma terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Insidennya adalah 2,5 %. Perdarahan dapat terjadi di satu atau kedua tulang parietal. Tepi periosteum membedakan cephalhematoma dari caput sucsedeneum. Caput terdiri atas pembengkaakan local kulit kepala akibat edema yang terletak di atas periosteum. Selain itu, sefalhematum mungkin timbul beberapa jam setelah lahir, sering tumbuh semakin besar dan lenyap hanya setelah beberapa minggu atau bulan.
1.2.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan cephalhematoma?
2.      Apa penyebab Cephalhematoma?
3.      Bagaimana cara mengatasi cephalhematoma?
1.3.       Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui apa itu cephalhematoma.
2.      Untuk mengetahui penyebab cephalhematoma.
3.      Untuk mengetahui cara mengatasi cephalhematoma.
 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.       Pengertian
Cephahematoma adalah perdarahan sub periosteal akibat kerusakan jaringan poriestum karena tarikan atau tekanan jalan lahir. Dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah. Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada nya faktur (mendekati hampir 5% dari seluruh cephalhematoma). Tulang tengkorak yang sering terkena adalah tulang temporal atau parietal ditemukan pada 0,5-2 % dari kelahiran hidup. (Menurut P.Sarwono.2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ; Bagus Ida Gede Manuaba. 1998; Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan)
Cephal hematoma adalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat pendarahan pada subperiostinum.( Vivian nanny lia dewi, 2010 ). Kelainan ini agak lama menghilang (1-3 bulan).Pada gangguan yang luas dapat menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia.Perlu pemantauan hemoglobin, hematokrik, dan bilirubin.Aspirasi darah dengan jarum tidak perlu di lakukan. (Sarwono Prawirohardjo,2007).
2.2.        Sebab-sebab terjadinya cephalhematoma
Cephal hematoma dapat terjadi karena 2 hal yaitu:
a.       Pada partus lama (kala I lama, kala II lama), kelahiran janin dibantu dengan menggunakan vacum ekstraksi atau forseps yang sangat sulit. Sehingga moulage berlebihan dan menyebabkan trauma kepala dan selaput tengkorak rupture. Sehingga menyebabkan pendarahan sub periosteum dan terjadi penumpukan darah sehingga terjadi Cephal Hematoma.
b.       Pada kelahiran spontan (kepala bayi besar) terjadi penekanan pada tulang panggul ibu. Sehingga moulage terlalu keras atau berlebihan dan menyebabkan trauma kepala dan selaput tengkorak rupture. Sehingga menyebabkan pendarahan sub periosteum dan terjadi penumpukan darah sehingga terjadi Cephal Hematoma.
Karena adanya tekanan yang berlebihan, maka akan menyerap dan terabsorbsi keluar sehingga oudema.
Cephal hematoma terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan poriosteum.Robeknya pembuluh darah ini dapat terjadi pada persalinan lama.Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan darah di daerah sub periosteal yang dari luar terlihat benjolan.
Bagian kepala yang hematoma bisanya berwarna merah akibat adanya penumpukan daerah yang perdarahan sub periosteum.( Menurut : FK. UNPAD. 1985. Obstetri Fisiologi Bandung )
Gejala dan tanda yang sering muncul yaitu:
a.              Kepala bengkak dan merah, hal ini karena penumpukan darah pada daerah sub periostium.
b.             Batasnya jelas, karena adanya tanda-tanda peradangan.
c.              Pada perabaan mula-mula keras lambat laun lunak, karena darah pekat jadi lama-lama menjadi lunak.
d.             Menghilang pada waktu beberapa minggu.
Tanda dan Gejala lainnya, diantaranya:
a.       Baru tampak 6-8 jam setelah lahir, besar, hilang 16-22 jam atau beberapa minggu kemudian.
b.       Lunak, tetapi tidak leyok pada tekanan dan berfluktuasi.
c.       Pembengkakan terbatas.
d.       Tidak melewati sutura.
e.       Tempatnya tetap.
f.        Karena perdaraahan subperiosteum
2.3.       Upaya-upaya untuk mengatasi cehalhematoma
Cephal hematoma umumnya tidak memerlukan perawatan khusus. Biasanya akan mengalami resolusi khusus sendiri dalam 2-8 minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan. Namun apabila dicurigai adanya fraktur, kelainan ini akan agak lama menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan penatalaksanaan khusus antara lain :
1.      Menjaga kebersihan luka
2.      Tidak boleh melakukan massase luka/benjolan Cephal hematoma
3.      Pemberian vitamin K
Bayi dengan Cephal hematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya karena pergerakan dapat mengganggu pembuluh darah yang mulai pulih.
Untuk melakukan penanganan pada kasus cephal hematoma sebagai berikut:
1.      Hampir sama dengan caput succedaneum hanya lebih hati-hati jangan sering diangkat dari tempat tidur.
2.      Cairan tersebut akan hilang terabsorbsi dengan sendirinya dalam satu minggu. Terabsosbsinya menjadi lama apalagi terjadi jaringan fibroblast.
3.      Tidak di aspirasi karena dikhawatirkan akan terjadi infeksi bila kulit ditusuk jarum sehingga terjadi trauma akibat peradangan benda asing.
4.      Setelah hematoma lenyap, terjadi hemolisis sel darah merah.
5.      Stilumus secara pelan untuk merangsang pembuluh limfe dibawah kulit.
6.      Hari pertama kopres dingin
7.      Hari kedua sampai keempat kompres hangat.
8.      Hiperbilirubinemia dapat timbul setelah bayi dirumah.
9.      Konseling orang tua untuk awasi timbulnya kemungkinan ikterik.
10.  Diminta cek RS, pada minggu keempat.
Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapiuntuk mengatasi hiperbilirubinemia.
1.         Tidak perlu tindakan khusus.
2.         Benjolan akan hilang sendiri dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.
3.         Observasi terhadap bilirubinemia dan trombositopenia.
4.         Dapat diberi vitamin K untuk mengurangi perdarahan.
5.         Pemeriksaan x-ray tengkorak, bila dicurigai adanya fraktur (mendekati hampir 5% dari seluruhcephalhematoma)
6.         Pemantauan bilirubinia, hematokrit, dan hemoglobin
7.         Aspirasi darah dengan jarum suntik tidak diperlukan
Bila tidak ditemukan gejala lanjut, cephal hematoma tidak memerlukan perawatan khusus. Kelainan ini dapat menghilang dengan sendirinya setelah 2-12 minggu. Pada kelainan yang agak luas, penyembuhan kadang-kadang disertai kalsifikasi.
Cefalhematoma merupakan perdarahan subperiosteum. Cefalhematoma terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Cefalhematoma dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran perdarahannya.
Pada neonatus dengan sephalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya risiko infeksi. Kejadian sefalhematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.


BAB III
PENUTUP
3.1.       Kesimpulan
Cephalhematoma merupakan perdarahan subperiosteal. Cephalhematoma terjadi sangat lambat,sehingga tidak Nampak adanya edema dan eritema pada kulitkepala. Pada neonates dengan chepallhematoma tidak diperlukan pengobatan karena benjolan akan hilang dengan sendirinya beberap minggu atau bulan bila tidak ada komplikasi.
3.2.       Saran
1.      Diharapkan pada tenaga kesehatan khususnya bidan agar selalu memantau keadaan pada bayi.
2.      Diharapkan pada bidan untuk benar-benar mengerti tentang penatalaksanaan pada setiap kelainan kepala yang mungkin terjadi pada neonates.
3.      Diharapkan kepada setiap orang tua untuk melakukan perawatan bayinya secara rutin dirumah guna mencegah kemungkinan terjadinyainfeksi dan iritasi.

Daftar Pustaka
Wafi Nur Muslihatun, 2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Fitramaya. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar